Kota Wuhan dan Ceritanya Berperang Melawan COVID-19
Gambar : Kondisi Kota Wuhan
yang lengang
Seperti
yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, virus corona baru atau COVID-19
pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Dari kota itu lah penyebaran terjadi ke
berbagai negara dengan sangat cepat karena penanganan yang terlambat terhadap
pencegahan virus corona ini. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai Kota
Wuhan dan ceritanya dalam berperang melawan COVID-19.
Pada
awal bulan Desember 2019, diduga kemunculan virus corona baru terjadi di Pasar
Makanan Laut Huanan. Dimana terdapat 7 pasien yang di karantina di rumah sakit
karena menderita pneumonia akut tanpa penyebab yang jelas dari pasar
tersebut. Salah satu dokter bernama Li Wenliang pun menginformasikan kepada
teman-teman alumninya melalui aplikasi chatting WeChat yang berisi
mengenai virus baru mematikan sejenis SARS sehingga semua orang harus
berhati-hati. Namun peringatan ini justru membuat dokter Li dipanggil oleh
kepolisian di Wuhan karena diduga bahwa informasi yang dibuat oleh dr.Li
meresahkan ketentraman warga.
Pada
tanggal 31 Desember 2019, akhirnya pemerintah China melalui Komite Kesehatan
Publik Wuhan melaporkan adanya sebuah wabah penyakit mirip pneumonia yang
sedang merebak dan gejala awal virus muncul sejak awal bulan Desember di Pasar
Makanan Laut Huanan.
Pada
tanggal 9 Januari 2020, para Ilmuan menemukan bahwa virus baru yang disebut
virus corona jenis baru menjadi penyebab wabah penyakit mematikan ini yang
mengingatkan kembali dengan wabah SARS di China pada tahun 2002 yang lalu.
Virus corona bisa menulari hewan ataupun manusia, tapi belum diidentifikasi
menulari antar-manusia.
Pada
tanggal 12 Januari 2020, pemerintah China mengumumkan kematian pria 61 tahun
dari Wuhan yang terjangkit virus corona tiga hari sebelumnya. Dan karena
keterlambatan laporan mengenai virus corona yang ditemukan di Wuhan ini,
membuat masyarakat Wuhan telah melakukan perjalanan ke berbagai kota ataupun
luar negeri selama virus corona terjadi di China sehingga penyebaran virus
corona juga terjadi di beberapa negara seperti Thailand dan Jepang dengan
catatan kasus yang serupa.
Dari
catatan kasus penyebaran di berbagai negara tersebut, Badan Kesehatan Dunia
(WHO) memperingatkan adanya kemungkinan penularan virus yang bisa terjadi
antar-manusia dan hal ini dibenarkan oleh ahli kesehatan di China bahwa
penyebaran terjadi dari manusia ke manusia.
Pada
tanggal 23 Januari 2020, Pemerintah China mengumumkan lockdown pada
pukul 02.00 dini hari. Dimana pada hari itu mulai pukul 10.00 semua
transportasi publik ditangguhkan tanpa terkecuali. Sore hari seluruh jalan
bebas hambatan di Wuhan ditutup dan keesokan harinya 12 jalur perhubungan Wuhan
dengan wilayah lain ditutup. Hal ini menyebabkan kurang lebih 20 juta orang di
dalam Wuhan diisolasi untuk mencegah penyebaran virus corona.
Semenjak
lockdown berlaku, warga Wuhan harus bertahan dirumahnya masing-masing.
Warga yang hendak keluar harus mempunya izin dari pihak berwenang. Terlebih
pemerintah bersama petugas Kesehatan Kota Wuhan kerap kali berkunjung ke
rumah-rumah untuk melakukan pemeriksaan. Dan mereka yang terdeteksi sakit
dipaksa untuk mengisolasi diri di kamar. Untuk merawat pasien COVID-19 tersebut
pemerintah juga telah membangun beberapa rumah sakit darurat di Wuhan. Dan 30
ribu staf medis dikerahkan ke provinsi Hubei dengan dua per tiganya dikerahkan
ke Wuhan di 46 rumah sakit rujukan pasein Covid-19. Karena lockdown pula, akses
para staf medis untuk mendapatkan suplai APD menjadi terhambat.
Berita
yang kurang sedap pun terjadi kepada dr.Li Wen Liang yang pertama kali
memperingatkan mengenai virus ini. Pada tanggal 7 Februari 2020 dr. Li
meninggal dunia dikarenakan terjangkit virus corona tersebut. Namun masyarakat
China menanggap dr.Li sebagai pahlawan yang pertama kali memberitahukan tentang
ancaman bahaya virus corona kepada mereka.
Bagaimana
kehidupan kota Wuhan saat lockdown ?
Lockdown
di Wuhan
pada Januari tersebut membuat harga pangan mahal. Meskipun warga diperbolehkan
keluar rumah untuk membeli bahan makanan selama masa isolasi tersebut, warga
Wuhan tetap mengalami kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan hidup mereka.
Sebagian besar warga Wuhan bergantung pada komite lingkungan yang sudah
ditunjuk per masing-masing wilayah untuk menyediakan bahan makanan. Warga Wuhan
pun harus membeli makanan mereka dengan harga yang lebih tinggi.
Harga
sayuran pun melonjak tiga hingga empat kali lebih tinggi. Media sosial Tiongkok
yang disebut dengan Weibo pun dipenuhi dengan berbagai foto struk belanja yang
mahal dari warga Wuhan. Melonjaknya harga pangan ini disebabkan oleh biaya
pengiriman dan upah tenaga kerja yang meningkat tiga kali lebih tinggi sejak
terjadi pandemic virus corona.
Lockdown juga membuat masyarakat
hanya terhubung melalui jejaring sosial seperti weibo dan wechat. Beberapa
masyarakat yang terisolasi di rumah menghabiskan waktu mereka dengan
berkomunikasi melalui weibo dengan menggunggah cerita dan isi hati mereka
menghadapi situasi pandemi tersebut. Tak jarang saya membaca beberapa kisah
pilu mengenai sanak saudara warga Wuhan yang satu persatu terjangkit virus
tersebut hingga cuplikan memilukan dari staf medis yang kelelahan menangani
virus corona. Demi mengirit penggunaan APD tersebut, banyak staf medis yang
rela tidak makan, minum maupun membuang air dalam waktu lama agar menghemat
pemakaian APD.
Lockdown berakhir bagi warga Wuhan
Bersamaan
dengan musim semi yang datang di China begitupula dengan berita yang
menyegarkan bagi warga Wuhan. Tepat pada tanggal 8 April 2020, Wuhan resmi
mengakhir masa lockdown setalah lebih dari 10 minggu terisolasi di dalam kota
tersebut atau tepatnya selama 76 hari.
Rasa
bahagia dan lega menjadi satu hal yang pasti bagi warga Wuhan. Mereka sudah
bisa melakukan perjalanan keluar masuk kota pada tanggal 8 April tersebut
dengan syarat mereka memiliki kode QR yang menunjukkan bahwa kondisi mereka
sehat dan belum berhubungan dengan orang yang terkonfirmasi Covid-19.
Transportasi
umum mulai beroperasi kembali, jalanan mulai ramai kembali dan toko-toko mulai
beroperasi kembali begitu pula dengan perusahaan yang beraktifitas kembali.
Meskipun demikian, sekolah masih ditutup sampai informasi yang lebih lanjut.
Di
sisi lain, pemerintah masih mengingatkan warganya untuk tetap menjaga jarak dan
menjaga kesehatan. Namun seolah mengerti peringatan dari pemerintah tersebut,
warga Wuhan melakukan aktifitas di luar rumah dengan menggunakan kacamata,
masker, sarung tangan, topi bahkan pakaian pelindung sebagai perlindungan bagi
diri mereka sendiri.
Dari
kisah kota Wuhan ini, menurut saya ada baiknya jika pemerintah pusat terbuka
terhadap informasi mengenai apa yang sedang terjadi di dalam negaranya agar
bisa mengantisipasi dan mencegah lebih awal. Keterlambatan pemerintah China
dalam menginformasikan mengenai virus corona ini menjadi bencana besar bagi
warga bahkan masyarakat di belahan dunia. Bukan bermaksud menyalahkan, namun ke
depannya saya berharap setiap pemerintahan di negara manapun lebih tanggap dan
terbuka terhadap situasi di dalam negerinya.
Selain
itu, tetap harus ada Kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah membuat kebijakan dan sebagai masyarakat kita harus mengikuti aturan
dengan tertib. Lockdown di kota Wuhan pasti sulit dijalankan, bayangkan
bagaimana kita yang sehari-hari bisa bertemu dengan sanak saudara;
berbincang-bincang; bekerja dan sebagainnya harus mengisolasi diri di rumah
tanpa kontak langsung dengan sanak saudara tersebut ? Namun demi kebaikan
bersama warga Wuhan mengikuti aturan tersebut dan setelah 76 hari badai tersebut
bisa berakhir.
Kita
sama-sama berharap Indonesia dan negara-negara yang terinfeksi juga secepatnya
pulih dan bangkit dari virus corona ini. PT. Shan Hai Map juga peduli
terhadap situasi pandemi ini, kebutuhan APD yang semakin sulit didapatkan membuat
kami menjadi salah satu supplier untuk kebutuhan APD Anda dengan kualitas
produk yang tidak diragukan lagi, bersertifikasi dan layak digunakan oleh staf
medis dan masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Roger
(0877 8001 2784).
Source
: https://katadata.co.id/berita/2020/04/08/serba-serbi-lockdown-wuhan-akibat-covid-19-yang-berakhir-hari-ini, https://www.liputan6.com/global/read/4165114/kronologi-wabah-virus-corona-terbaru-menyebar-dari-wuhan#, https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/12/063100965/lockdown-wuhan-berakhir-seperti-apa-kondisinya-kini-?page=all
Gambar di atas
merupakan Sistem Order kami Uchannel https://uchannel.yonyoucloud.com/
Pemilihan produk
APD juga di seleksi oleh PT. Shan Hai Map, produk-produk dengan standarisasi
yang baik dan bersertifikat asli dipilih sebagai partner kami untuk menyediakan
APD yang layak bagai masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah pabrik asal
China yaitu Anhui Honren Medical Devices Co.,Ltd.
Comments
Post a Comment